Social Icons

Pages

May 11, 2013

Resep Praktis Mengatasi Penundaan

Dua pertanyaan sama yang sering ditanyakan orang adalah, “Mengapa aku menunda ini?” dan “Mengapa aku tidak bisa berhenti menunda?”.

Jika Anda ingin mengatasi penundaan, Anda harus tahu mengapa Anda melakukan sesuatu dan dari sana bisa mengetahui apa motif atau motivasi Anda yang sebenarnya. Ahli psikologi menyebutnya keuntungan sekunder.

Salah satu faktor yang membuat orang suka menunda adalah karena terlalu fokus dengan kesempurnaan. Mereka merasa takut memulai kalau segala sesuatunya tidak sempurna. Perlu Anda ketahui bahwa kesempurnaan itu hanyalah ilusi yang tak pernah ada. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. yang ada hanyalah sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi. Kalau Anda menunggu sesuatu sampai sempurna, Anda akan selalu menunda karena tidak ada perhitungan konkrit mengenai kesempurnaan layaknya perhitungan matematika.

Salah satu faktor lainnya adalah Anda takut merasa ditolak. Karena takut ditolak, Anda pun menuntut segalanya harus sempurna. Akibatnya Anda suka menunda. Anda ingin terlihat sempurna seperti bidadari cantik turun dari truk pasir supaya semua orang bisa menerima Anda. Satu komentar buat Anda, MUSTAHIL. Setiap orang pasti pernah ditolak. Itu adalah hal pasti.


Faktor lainnya adalah takut gagal sehingga Anda terlalu fokus menunggu segalanya menjadi sempurna agar tidak gagal. ingatlah bahwa segala sesuatu yang terlihat sempurna pun pasti ada sedikit cacat. Ketika kapal mewah Titanic berlayar pertama kalinya, kapal itu disebut sebagai kapal sempurna yang takkan bisa tenggelam. Tapi apa yang terjadi? Kapal itu malah menabrak karang es hingga akhirnya tenggelam seluruhnya di samudera Atlantik dan menelan korban jiwa ribuan orang.

Faktor lain yang mendukung terjadinya penundaan (tunda lagi...tunda lagi), adalah orang selalu menghubungkan kegagalan dengan rasa sakit.

Tak ada orang yang suka dengan kegagalan. Kegagalan diibaratkan sebagai makhluk buas dengan wajah mengerikan yang membuat Anda lebih baik menjauh sejauh-jauhnya, bila perlu sampai ke planet Mars. Kegagalan selalu diartikan buruk, jelek, tidak baik, sial. Pokoknya segala yang negatif menjadi cap yang tertanam pada kegagalan.

Ingat juga yang satu ini. Kalau Anda tidak ingin gagal, satu-satunya resep manjur adalah jangan pernah sukses. Sukses dan gagal selaju berjalan berdampingan. Gagal itu sesuatu yang wajar bila ingin sukses. Lihat saja kisah orang-orang sukses, apakah mereka tidak pernah gagal sama sekali? Bahkan kegagalan yang dialami terlalu banyak sampai tak terhitung. Itulah harga yang harus dihadapi kalau ingin sukses. Kalau tidak mau, urungkan saja niat tersebut.

Jadi, daripada membayangkan rasa sakit terkait kegagalan yang membuat Anda terlalu banyak berpikir hingga terus menunda, lebih ubah pemikiran tersebut. Ubah makna dari kegagalan tersebut. Anggap saja gagal sebagai proses belajar untuk menjadi lebih baik. Gagal adalah tanda bahwa Anda harus mengambil cara lain karena cara lama tidak berhasil. Kalau Anda punya pemikiran seperti itu, gagal tidak akan menakuti Anda lagi.

Jadi ketika Anda tergoda untuk menunda, tanyakan, “Aku menghindari apa dengan menunda ini?”, “Apa keuntungannya penundaan ini?”, “Apa manfaatnya kalau aku menunda?”, “Apakah aku suka ditekan oleh deadline yang membuat aku kebakaran jenggot?”, “Apakah aku suka menunggu situasi yang sempurna?”

Dengan begitu, Anda akan menyadari efek buruk dari penundaan itu sehingga Anda bisa meredamnya sedini mungkin. Efek tersebut akan membuat Anda segera menjauhinya hingga Anda tidak menunda lagi. Pertanyaan yang tepat akan mengarahkan tindakan yang tepat.

Semoga dengan mengetahui faktor penyebab penundaan dan mengetahui resep mengatasinya, Anda bisa menjadi lebih produktif dan berkontribusi lebih banyak demi kemajuan diri Anda.

Semoga bermanfaat dan salam.
------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment