Social Icons

Pages

August 22, 2013

Rahasia Kebahagiaan Yang Jarang Diketahui Orang

Kali ini saya akan bagikan rahasia untuk menjadi bahagia yang mungkin jarang diketahui orang. Simak cerita berikut.

Seorang pemuda sedang mencari rahasia hidup bahagia. Tidak peduli seberapa banyak impian yang diraih, ia tetap merasa kurang bahagia. Padahal awalnya ia percaya, ia pasti bahagia jika bisa meraih apa yang diinginkan. Tapi kenyataannya tidak. Setelah pencarian yang cukup lama, ia tahu ada seorang petapa bijak yang hidup di pegunungan yang sudah lama tinggal di sana.

Setelah berhari-hari dalam perjalanan menuju puncak pegunungan, ia berhasil menemui petapa tersebut. Ia bertanya, “Petapa yang bijak, tolong berikan pencerahan padaku, bagaimana aku bisa menjadi bahagia?”

Karena hari sudah sore, petapa tersebut memintanya kembali besok pagi, lalu ia kembali duduk bermeditasi.

Keesokan paginya, pemuda tersebut kembali menemui petapa.

“Silakan duduk di bawah pohon dan bernapaslah!” kata petapa tersebut.

Pemuda itu bertanya, “Lalu apa yang harus kulakukan saat duduk dan bernapas?”

Petapa lalu membalas, “Tidak ada. Cukup duduk dan bernapas.”

Pemuda tersebut sedikit ragu melakukan apa yang disuruh petapa. Padahal ia mengharapkan jawaban akan rahasia kebahagiaan. Meskipun begitu, ia tetap melakukan apa yang diminta petapa, duduk di bawah pohon rindang dan bernapas.

Hari demi hari pun berlalu. Sang petapa tetap menyuruh pemuda itu duduk di bawah pohon dan bernapas. Akhirnya setelah setengah bulan terus-terusan seperti ini, pemuda itu akhirnya tak tahan lagi, lalu melancarkan protes.

Lalu pemuda ini protes, “Aku sudah duduk dan bernapas seperti orang bodoh selama 15 hari ini tanpa tahu apa maksudnya. Apakah Anda lupa saya datang ke sini untuk mendapatkan rahasia kebahagiaan darimu? Tapi yang kudapat hanya duduk dan bernapas. Ini hanya buang-buang waktuku.”

Petapa tersebut tersenyum dan berkata, “Jujur, aku harus minta maaf karena tak bisa mengajarimu untuk meraih kebahagiaan.”

Pemuda ini mulai jengkel dan bertanya, “Kenapa tidak bisa?”

“Karena aku tak bisa membantumu menemukan apa yang sudah kamu miliki,” kata petapa. “Coba jawab apa yang sudah kamu lakukan selama 15 hari ini?”

Pemuda itu menjawab, “Cuma duduk dan bernapas.”

“Apakah ada yang mengajarimu cara bernapas?” tanya petapa.

“Tentu saja tidak,” balas pemuda itu. “Bernapas tak perlu diajarkan. Semua orang juga bisa melakukannya sendiri.”

Petapa itu kembali tersenyum dan menjelaskan, “Nah, begitu juga kamu tak perlu diajari caranya berbahagia. Karena memang kamu sudah bahagia dan kamu bisa bahagia dengan cara yang sama di mana kamu bisa bernapas. Kebahagiaan itu tak bisa diajarkan, tapi hanya bisa dibiasakan.”

Petapa itu kembali melanjutkan, “Kebahagiaan itu seperti bernapas. Kamu memang sudah memilikinya saat lahir. Hanya saja, setelah dewasa, kamu membiarkan dunia luar menentukan apakah kamu itu bahagia atau tidak. Ketika orang lain mengungkapkan kesalahanmu, kamu tidak bahagia. Ketika sesuatu mengecewakanmu, kamu tidak bahagia. Ketika seseorang tak peduli denganmu, kamu tidak bahagia. Ketika sesuatu tidak sesuai harapan, kamu tidak bahagia. Dan banyak lagi hal lain yang membuat kamu tidak bahagia. Kamu selama ini telah menyerahkan kunci kebahagiaan ke dunia luar. Makanya dunia luar terlihat seperti mempermainkan kamu.”

Pembaca sekalian,

Cobalah resapi apa yang dikatakan petapa pada cerita di atas. Pujian dari orang lain, berhasil meraih impian, menikmati liburan, kenaikan gaji dan sesuatu yang menyenangkan lainnya hanyalah perasaan menyenangkan yang dikaitkan dengan situasi tertentu. Itu bukanlah kebahagiaan sejati. Karena begitu situasi berubah menjadi buruk, maka perasaan menyenangkan tersebut ikut lenyap. Ini hanyalah perasaan sementara yang rentan berubah.

Kebahagiaan itu sifatnya jangka panjang dan tak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi luar, sama seperti bernapas. Ketika terjadi sesuatu yang buruk, apakah Anda akan berhenti bernapas? Tentu tidak. Begitu pula dengan kebahagiaan. Ketika terjadi sesuatu yang buruk, Anda takkan berhenti untuk menjadi orang yang bahagia.

Bahagia itu sulit diajarkan, tapi bisa dibiasakan. Ada banyak hal di dunia ini yang bisa membuat Anda bahagia saat ini juga. Bahkan tanpa apa pun, Anda bisa berbahagia karena Anda memang sudah memilikinya saat dilahirkan. Sudah seharusnya kunci kebahagiaan dipegang oleh Anda sendiri, bukan menyerahkannya kepada orang lain.

Semoga bermanfaat dan salam.
---------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment