Kali ini saya akan bagikan rahasia untuk menjadi bahagia yang mungkin jarang diketahui orang. Simak cerita berikut.
Seorang
pemuda sedang mencari rahasia hidup bahagia. Tidak peduli seberapa banyak
impian yang diraih, ia tetap merasa kurang bahagia. Padahal awalnya ia percaya,
ia pasti bahagia jika bisa meraih apa yang diinginkan. Tapi kenyataannya tidak.
Setelah pencarian yang cukup lama, ia tahu ada seorang petapa bijak yang hidup
di pegunungan yang sudah lama tinggal di sana .
Setelah
berhari-hari dalam perjalanan menuju puncak pegunungan, ia berhasil menemui
petapa tersebut. Ia bertanya, “Petapa yang bijak, tolong berikan pencerahan
padaku, bagaimana aku bisa menjadi bahagia?”
Karena
hari sudah sore, petapa tersebut memintanya kembali besok pagi, lalu ia kembali
duduk bermeditasi.
Keesokan
paginya, pemuda tersebut kembali menemui petapa.
“Silakan
duduk di bawah pohon dan bernapaslah!” kata petapa tersebut.
Pemuda
itu bertanya, “Lalu apa yang harus kulakukan saat duduk dan bernapas?”
Petapa
lalu membalas, “Tidak ada. Cukup duduk dan bernapas.”
Pemuda
tersebut sedikit ragu melakukan apa yang disuruh petapa. Padahal ia
mengharapkan jawaban akan rahasia kebahagiaan. Meskipun begitu, ia tetap
melakukan apa yang diminta petapa, duduk di bawah pohon rindang dan bernapas.
Hari
demi hari pun berlalu. Sang petapa tetap menyuruh pemuda itu duduk di bawah
pohon dan bernapas. Akhirnya setelah setengah bulan terus-terusan seperti ini,
pemuda itu akhirnya tak tahan lagi, lalu melancarkan protes.
Lalu
pemuda ini protes, “Aku sudah duduk dan bernapas seperti orang bodoh selama 15
hari ini tanpa tahu apa maksudnya. Apakah Anda lupa saya datang ke sini untuk
mendapatkan rahasia kebahagiaan darimu? Tapi yang kudapat hanya duduk dan
bernapas. Ini hanya buang-buang waktuku.”
Petapa
tersebut tersenyum dan berkata, “Jujur, aku harus minta maaf karena tak bisa
mengajarimu untuk meraih kebahagiaan.”
Pemuda
ini mulai jengkel dan bertanya, “Kenapa tidak bisa?”
“Karena
aku tak bisa membantumu menemukan apa yang sudah kamu miliki,” kata petapa.
“Coba jawab apa yang sudah kamu lakukan selama 15 hari ini?”
Pemuda
itu menjawab, “Cuma duduk dan bernapas.”
“Apakah
ada yang mengajarimu cara bernapas?” tanya petapa.
“Tentu
saja tidak,” balas pemuda itu. “Bernapas tak perlu diajarkan. Semua orang juga
bisa melakukannya sendiri.”
Petapa
itu kembali tersenyum dan menjelaskan, “Nah, begitu juga kamu tak perlu diajari
caranya berbahagia. Karena memang kamu sudah bahagia dan kamu bisa bahagia
dengan cara yang sama di mana kamu bisa bernapas. Kebahagiaan itu tak bisa
diajarkan, tapi hanya bisa dibiasakan.”
Petapa
itu kembali melanjutkan, “Kebahagiaan itu seperti bernapas. Kamu memang sudah
memilikinya saat lahir. Hanya saja, setelah dewasa, kamu membiarkan dunia luar
menentukan apakah kamu itu bahagia atau tidak. Ketika orang lain mengungkapkan
kesalahanmu, kamu tidak bahagia. Ketika sesuatu mengecewakanmu, kamu tidak
bahagia. Ketika seseorang tak peduli denganmu, kamu tidak bahagia. Ketika
sesuatu tidak sesuai harapan, kamu tidak bahagia. Dan banyak lagi hal lain yang
membuat kamu tidak bahagia. Kamu selama ini telah menyerahkan kunci kebahagiaan
ke dunia luar. Makanya dunia luar terlihat seperti mempermainkan kamu.”
Pembaca
sekalian,
Cobalah
resapi apa yang dikatakan petapa pada cerita di atas. Pujian dari orang lain,
berhasil meraih impian, menikmati liburan, kenaikan gaji dan sesuatu yang
menyenangkan lainnya hanyalah perasaan menyenangkan yang dikaitkan dengan
situasi tertentu. Itu bukanlah kebahagiaan sejati. Karena begitu situasi
berubah menjadi buruk, maka perasaan menyenangkan tersebut ikut lenyap. Ini
hanyalah perasaan sementara yang rentan berubah.
Kebahagiaan itu sifatnya jangka panjang dan tak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi luar,
sama seperti bernapas. Ketika terjadi sesuatu yang buruk, apakah Anda akan
berhenti bernapas? Tentu tidak. Begitu pula dengan kebahagiaan. Ketika terjadi
sesuatu yang buruk, Anda takkan berhenti untuk menjadi orang yang bahagia.
Bahagia
itu sulit diajarkan, tapi bisa dibiasakan. Ada banyak hal di dunia ini yang bisa membuat Anda bahagia saat ini juga. Bahkan tanpa apa pun, Anda bisa berbahagia karena
Anda memang sudah memilikinya saat dilahirkan. Sudah seharusnya kunci
kebahagiaan dipegang oleh Anda sendiri, bukan menyerahkannya kepada orang lain.
Semoga
bermanfaat dan salam.
---------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment