Suatu
ketika, seorang pemuda menemui satu orang tua yang terkenal bijak dan mampu
menyelesaikan masalah. Tak peduli seberat apa pun masalah seseorang, orang tua
tersebut mampu memberikan nasehat, saran dan jalan keluarnya. Dan banyak orang
yang puas dan terbantu olehnya. Karena itulah, ia begitu terkenal di mana-mana,
dan kehebatannya terdengar oleh pemuda ini.
Setelah
bertemu muka dan sedikit berbasa-basi, pemuda ii langsung ke pokok masalah.
“Kudengar Anda orang hebat yang bisa menyelesaikan masalah orang. Dan
kedatanganku ke sini ingin meminta sedikit saran atau petunjuk.”
Orang
tua tersebut tersenyum dan membalas, “Silakan.”
Pemuda
ini bertanya, “Aku ingin jadi sukses. Tapi masalahnya kadang aku begitu pesimis
dan berpikiran bahwa aku takkan bisa. Kadang aku berpikir aku bisa. Tapi lebih
sering aku terjebak dalam pemikiran negatif. Bagaimana ini?”
Orang
tua tersebut berhenti sejenak sambil menyerap kembali apa yang diutarakan
pemuda ini. Lalu ia mulai menjawab, “Aku akan jelaskan dengan ilustrasi.”
Pemuda
ini terlihat antusias karena merasa orang tua tersebut sudah punya solusi.
“Dalam
diri setiap orang selalu ada dua jenis ular. Yang pertama adalah ular berbisa dan
sangat berbahaya. Yang satu lagi ular tak berbisa dan tak berbahaya. Jika kita
tidak memberi makan ular yang pertama, ular ini akan menggigitmu dan
mematikanmu dengan bisanya yang berbahaya. Akan tetapi, kalau kita tidak
memberi makan ular kedua, ia takkan menyerangmu karena memang tidak berbahaya.
Satu-satunya cara menghindari serangan itu adalah memberi mereka makan saat
lapar. Ular kedua takkan menyerang ketika lapar, hanya kelaparan lalu sakit dan
mati.”
Setelah
mendengar ilustrasi tersebut, pemuda ini mengangguk pertanda mengerti.
Orang
tua ini lanjut dengan memberikan pertanyaan, “Sekarang aku mau tanya, kalau
kedua ular ini bertarung, ular mana yang akan menang?”
Pemuda
itu berpikir sejenak dan kemudian menjawab, “Tentu saja ular yang sering diberi
makan. Ular yang tak diberi makan pasti tak punya tenaga.”
“Benar
sekali,” kata orang tua bijak. “Dan kedua ular itu adalah ilutrasi dari
pikiranmu. Ular-ular tersebut sama seperti pikiranmu. Dan apa yang sering kamu
pikirkan akan menjadi ularmu.”
Pembaca
sekalian,
Pikiran
Anda dapat diilustrasikan seperti dua jenis ular seperti pada cerita di atas.
Saya ingin tanya, apakah selama ini Anda lebih sering berpikiran negatif atau
positif?
Jika
Anda sering memikirkan hal negatif atau hal-hal yang tidak Anda inginkan,
artinya Anda memberi makan pada ular berbisa. Ular berbisa (pikiran negatif)
ini akan selalu menyerang Anda dan menghalangi Anda dalam meraih apa yang Anda
inginkan jika tak diberi makan.
Lalu
bagaimana caranya memberi makan? Yaitu dengan pikiran positif. Makanan bagi
ular berbisa (pikiran negatif) adalah pikiran yang positif. Ketika ular berbisa
diberi makan dan kenyang, maka ia tak menyerang Anda.
Pikiran
positif juga bisa diilustrasikan dengan taman yang indah. Jika Anda merawatnya
dan menanam tanaman yang indah, taman tersebut akan terlihat indah dan terawat.
Jika Anda menelantarkannya, taman itu akan rusak dan ditumbuhi rumput dan
ilalang liar.
Itulah
yang terjadi jika Anda sudah terbiasa dengan pemikiran negatif. Pikiran negatif
dengan mudah menghalangi bahkan mematikan potensi Anda yang sebenarnya sangat
besar. Pikiran Anda sangat berharga. Jangan telantarkan begitu saja. Tidak ada
orang sukses yang selalu berpikiran negatif.
Satu
lagi fakta adalah pikiran positif kekuatannya ratusan kali lebih kuat
dibandingkan pikiran negatif. Sebenarnya apa yang terjadi pada kehidupan Anda
sekarang adalah hasil dari apa yang Anda pikirkan di masa lalu. Jika saat ini
Anda selalu menemui hal-hal negatif, bisa jadi dulunya Anda suka memikirkan
hal-hal yang negatif. Jika Anda paham dengan hukum sebab-akibat atau hukum
tarik-menarik (Law of Attraction), Anda pasti akan mengerti.
Jika
Anda ingin mendapatkan hasil yang positif di masa mendatang, mulailah hentikan
pikiran-pikiran negatif dan isilah pikiran tersebut dengan sesuatu yang
positif. Semua tergantung dari apa yang Anda berikan ke pikiran Anda.
------------------------------------------------------------------------------
http://www.suhardicamp.com
No comments:
Post a Comment