Seorang
pria melamar pekerjaan sebagai office boy di sebuah perusahaan besar. Lalu pada
saat wawancara, staf HRD yang mewawancarainya menyuruhnya membersihkan lantai
sebagai tes.
Setelah
melihat hasilnya, staff HRD ini mengatakan, “Kamu lulus dan diterima.”
Tentu
saja pria ini senang bukan main. Tapi kesenangannya hanya bertahan sebentar.
Staff
HRD melanjutkan, “Berikan PIN BB kamu dan saya akan kirim formulir untuk diisi
dan pemberitahuan kapan kamu bisa mulai bekerja.”
Pria
itu menjawab seadanya, “Maaf pak. Saya tidak punya hape Blackberry.”
Terlihat
ekspresi agak kecewa dari wajah staff HRD. Ia membalas, “Kalau kamu tidak punya
BB, maaf, kamu tidak bisa diterima bekerja karena semua yang bekerja di sini
wajib punya BB.”
“Tapi,
pak. Saya tak punya uang. Saya tak mempu beli BB,” balas pria tersebut.
Staff
HRD berkata, “Apa boleh buat. Ini sudah peraturan. Maaf.”
Pria
tersebut keluar gedung perusahaan dengan harapan kosong dan hati yang sedih. Jangankan
beli hape BB, untuk makan tiga kali sehari saja sudah pas-pasan. Di kantongnya
pun hanya ada selembar uang seratus ribu. Lalu ia berpikir bagaimana caranya
bisa membeli Hape BB agar bisa diterima bekerja, karena ia tak pernah sekolah
dan tak punya keahlian apa pun. Karena itu ia hanya bisa melamar jadi office
boy.
Timbul
ide dalam pikirannya. Ia memutuskan pergi ke pasar dan membeli 10 kg tomat.
Lalu ia jual tomat itu dari rumah ke rumah. Kurang dari dua jam, seluruh tomat
habis terjual. Lalu ia kembali lagi ke pasar dan membeli tomat untuk dijual
lagi. Lagi-lagi dalam waktu singkat tomat habis terjual.
Pria tersebut melakukan jual-beli selama tiga kali dan uangnya sudah menjadi tiga
ratus ribu. Ia pun sadar bahwa ia bisa bertahan hidup dan mencari uang dengan
cara seperti ini.
Besoknya
ia lebih giat lagi. Ia bangun lebih cepat, pergi pagi dan pulang lebih larut.
Hasilnya, uangnya menjadi lebih banyak dua sampai tiga kali lipat dalam sehari.
Lambat laun, ia bisa membeli gerobak untuk memudahkan berjualan, lalu mobil,
lalu truk dan akhirnya menjadi pemasok tomat dalam skala besar. 5 tahun
kemudian, pria ini sudah menjadi salah satu pengusaha dan distributor tomat
ternama dan tersukses.
Ketika
diwawancara mengenai kisah suksesnya, wartawan sempat menanyakan PIN BB
nya karena wartawan ini sangat terinspirasi dan ingin belajar darinya. Tapi
pria tersebut hanya menjawab, “Saya tak punya BB.”
Wartawan
tersebut berkata, “Wah. Bapak tidak punya BB saja bisa sesukses ini. Bayangkan
kalau bapak punya BB, pasti bapak punya lebih banyak relasi dan bisnis bapak
pasti akan lebih besar lagi.”
Pria
tersebut buru-buru menampik, “Oh, tidak. Kalau saya punya BB, 5 tahun lalu saya
sudah jadi office boy bergaji pas-pasan dan takkan jadi seperti sekarang.”
Pembaca sekalian,
Kita sering menganggap halangan sebagai pertanda kegagalan dan
kehancuran. Pada saat terhalang karena memiliki keterbatasan, kita cenderung
pasrah dan tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan. Sama seperti pria di atas
yang tidak bisa bekerja hanya karena tidak punya hape BB.
Tapi Anda juga harus ingat, bahwa banyak orang sukses yang
dulunya memiliki banyak keterbatasan. Bahkan banyak di antara mereka yang
justru sukses berkat keterbatasan itu.
Jadi Anda jangan buru-buru menghakimi Tuhan tidak adil atau
hidup ini kejam dan brutal. Sama seperti pria pada cerita di atas. Ia tak punya
BB, karena itulah ia tak jadi bekerja, beralih jual tomat dari rumah ke rumah,
lalu sukses besar. Andaikan ia punya BB, mungkin saja ia jadi office boy dan
nyaman dengan pekerjaannnya.
Sukses kadang seperti misteri yang tak masuk akal. Ada banyak
sekali jalan yang ditunjukkan kepada Anda, yang mungkin awalnya tidak masuk
akal. Yang perlu Anda ingat adalah, kekurangan sesuatu bukan berarti kegagalan,
bisa jadi kekurangan itu akan menuntun Anda ke jalan lain menuju kesuksesan
yang tak pernah Anda bayangkan sebelumnya.
Semoga bermanfaat, dan mohon bantuannya untuk membagikan blog
ini kepada yang lain.
-------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment