Namanya
Srikanth Bollant.
Srinkanth
terlahir buta. Bukan hanya itu, ia juga lahir dari keluarga miskin. Saat lahir
dan mendapati dirinya buta, tetangga menyarankan agar orangtuanya membunuhnya
dengan anggapan bahwa kematian lebih baik daripada ia menderita seumur
hidupnya.
Seperti
orangtua pada umumnya, mereka tidak tega melakukan itu pada Srikanth.
Perjuangan beratnya dimulai pada saat ia mulai bersekolah.
Karena
kebutaan yang dialaminya, ia dikucilkan oleh teman-teman sekolahnya. Tidak ada
yang mau berteman dengannya. Ia diberi tempat duduk paling belakang. Ia tidak
bisa berpartisipasi di kelas. Saat itu pula ia merasa sebagai anak paling
miskin sekaligus paling malang di dunia. miskin, kesepian adalah teman yang
selalu berada di sisinya waktu itu.
Karena
tidak tahan dengan kondisi seperti itu, dua tahun kemudian ayahnya
memindahkannya ke sekolah luar biasa. di situlah ia mulai berkembang dan banyak
belajar. Tak hanya unggul di berbagai mata pelajaran, tapi juga berbakat dalam
permainan catur dan kriket (olahraga paling bergengsi di India).
Namun
rintangan kembali menghadang saat ia memasuki SMA. Ia ingin memasuki bidang sains,
tapi banyak sekolah sains yang menolaknya. Mereka menganggap Srikanth hanya
cocok mempelajari seni karena ia buta. Namun ia tidak menyerah begitu saja. Ia
memutuskan memperjuangkan haknya dengan cara menggugat pemerintah.
Perjuangannya selama enam bulan akhirnya membuahkan hasil ketika pemerintah
mempersilakannya mengambil jurusan sains tapi dengan syarat risiko ditanggung
sendiri.
Saat
itulah peluang terbuka sangat lebar dan Srikanth menggunakannya sebagai
kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka salah. Karena buta, ia mencari cara
dengan mengubah buku teks ke dalam bentuk audio (audiobooks). Berkat belajar kerasnya siang malam ia berhasil mendapatkan nilai hampir sempurna dalam ujian
nasional yaitu 98 persen.
Berkat
kegigihan serta prestasinya, ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Amerika
Serikat. Tidak tanggung-tanggung, universitas yang menerimanya adalah
Massachusetts Institute of Technology (MIT), universitas teknik terbaik di
dunia.
Setelah
lulus dari MIT, banyak perusahaan besar berniat merekrutnya tapi ia memutuskan
kembali ke kampung halamannya di India dan mulai membangun bisnisnya sendiri.
Usianya
masih terbilang muda yaitu 24 tahun namun kekayaannya bisa terbilang cukup
fantastis. Ia adalah pemilik Bollant Industries, sebuah perusahaan yang
memproduksi kemasan produk ramah lingkungan yang bernilai hampir seratus miliar
rupiah.
Dan
kini ia memiliki empat pabrik produksi di kota Hubli, Nizamabad, dan dua pabrik
di Hyderabad. Uniknya, perusahaan yang didirikannya ini telah mempekerjakan
sekitar 150 karyawan yang semuanya menyandang disabilitas.
Apa
yang terjadi pada Srikanth tentunya bisa memberikan kita sebuah pelajaran
penting bahwa keterbatasan tidak pernah menjadi halangan bagi seseorang untuk
meraih impian atau kesuksesan. Keterbatasan hanyalah halangan yang diciptakan
oleh pikiran kita sendiri untuk mencegah kita meraih apa pun. Keterbatasan juga
merupakan alasan yang biasanya dibuat banyak orang gagal di dunia ini.
Jika
Srikanth yang buta, dulunya miskin bisa menjadi hebat seperti sekarang,
bagaimana dengan kita yang mungkin masa kecil lebih baik darinya dan tidak
buta? Seharunya kita tidak boleh kalah dan terpacu untuk meraih impian kita
sendiri.
---------------------------------------------------
The Life's Gold: Rahasia Hidup Bahagia Dalam Waktu Satu Hari. Klik di sini.
---------------------------------------------------
http://www.suhardicamp.com
http://www.facebook.com/suhardi.inspirator.motivator
http://www.twitter.com/SuhardiMotivasi
Instagram: @SuhardiMotivasi
No comments:
Post a Comment