Kevin
Systrom adalah salah satu dari sekian banyak orang yang belajar pemrograman
komputer secara otodidak—belajar sendiri tanpa diajari. Setelah lulus SMA ia
kuliah di Universitas Stanford dengan mengambil jurusan Management &
Engineering. Pada saat kuliah ia pernah bekerja sambilan di sebuah perusahaan
Startup bernama Odeo yang menjadi cikal bakal lahirnya Twitter.
Setelah
lulus dari Stanford ia sempat bekerja di Google sebagai manajer pemasaran
produk. Tidak lama setelah itu, ia keluar dari Google dan bergabung di NextStop, sebuah perusahaan Startup yang
didirikan oleh beberapa mantan karyawan Google. Saat bekerja di bagian
pemasaran di NextStop—yang diakuisisi Facebook pada tahun 2010—ia meluangkan
waktu di malam hari dengan mempelajari cara membuat program. Dengan keahliannya
ini, ia sering membantu perusahaan dalam pemrograman.
Kevin
keluar dari NextStop untuk membangun perusahaan StartUp sendiri dengan
menciptakan aplikasi bernama Burbn. Awalnya Burbn adalah aplikasi mobile web
yang memungkinkan pengguna melakukan check-in di lokasi di mana mereka berada.
Ternyata Kevin mengetahui kalau ada layanan serupa di Facebook dengan nama
Foursquare. Akhirnya Burbn dirombak hingga menjadi Instagram. Dalam waktu
beberapa jam saja setelah diluncurkan, sebanyak 25 ribu orang mendaftar hingga
membuat server Instagram tumbang. Sebulan setelah peluncuran Instagram mampu
menarik satu juta pengguna dan setahun kemudian 10 juta orang sudah menggunakan
Intagram.
Kepopuleran
Instagram membuat Facebook sedikit terusik karena hanya sedikit pengguna yang
memanfaatkan fitur berbagi foto miliknya. Dan akhirnya pada tahun 2012,
Facebook mengakuisisi Instagram dengan nilai sebesar satu miliar dolar atau
sepuluh triliun rupiah saat itu. Pembelian tersebut termasuk salah satu
pembelian terbesar dalam sejarah Facebook.
Kevin
Systrom sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan komputer secara
formal. Ia tidak mengerti cara memprogram aplikasi. Namun ia memiliki kemauan
untuk belajar. Kemauan untuk belajar menjadikannya ahli dalam pemrograman
hingga akhirnya kaya raya berkat Instagram. Seandainya ia tidak belajar
sendiri, apakah mungkin Instagram bisa lahir dan menjadi populer seperti
sekarang? Di Indonesia sendiri, Instagram sedang naik daun dan mengalahkan
jejaring sosial lainnya. Ada yang sekadar berbagi foto, ada pula yang
memanfaatkannya untuk mempromosikan produk. Terlepas dari kisah suksesnya,
kelahiran Instagram diawali dengan kemauan belajar dari sang pencipta.
-------------------------------------------------------------------
Ingin memiliki casing handphone dengan foto kamu sendiri atau gambar sesuai keinginan kamu, klik (melalui smartphone) di http://line.me/ti/p/%40uqg9615m
atau add official line ID: @uqg9615m
atau add Pin BB: 585B7CC9
-------------------------------------------------------------------
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete