Seorang
pria sedang duduk santai menunggu pesawat di ruang tunggu bandara. 30 menit
kemudian, suara yang keluar dari loudspeaker mengumumkan kepada para penumpang
dengan nomor penerbangan 012345 tujuan kota
X untuk segera menuju pesawat.
Pria
tersebut kemudian segera masuk ke dalam pesawat dan duduk sesuai dengan nomor
yang tertera pada tiket. Kali ini mendapatkan tempat duduk di samping pintu
keluar darurat. Ketika semua penumpang sudah di tempat duduk masing-masing,
datanglah seorang pramugari yang mendekati pria tersebut.
Pramugari
cantik itu berkata padanya, “Maaf Pak. Kebetulan Bapak duduk di samping pintu
darurat. Untuk itu kami mohon kerjasamanya. Jika ada kejadian di mana pesawat
terpaksa mendarat darurat, silakan Bapak membuka pintu darurat ini agar
penumpang bisa keluar dari pintu tersebut. Untuk lebih jelasnya, silakan baca
petunjuknya di buku instruksi keselamatan.”
Pria
tersebut menganggukan kepalanya pertanda mengerti apa yang dikatakan pramugari
tersebut. Lalu pramugari itu beserta pramugari lainnya memeragakan instruksi
keselamatan kepada para penumpang ketika pesawat mulai berjalan perlahan menuju
landasan pacu.
Pesawat
berhasil lepas landas dan mengudara meninggalkan bandara. Awalnya semuanya
berjalan dengan normal dan tidak ada masalah sama sekali. Tapi di tengah
perjalanan, pilot pesawat mengatakan bahwa mesin pesawat mengalami kerusakan
dan harus dilakukan pendaratan darurat. Sontak para penumpang jadi panik dan
cemas. Mereka diminta segera mengenakan pelampung keselamatan dan berdoa supaya
semuanya baik-baik saja.
Untungnya
pesawat mendarat darurat dengan selamat. Semua
penumpang selamat dan tidak ada yang luka parah meskipun banyak dari mereka
yang begitu terkejut.
Salah
satu pramugari meminta pria yang duduk di samping pintu darurat untuk segera
membuka pintunya. Pria itu segera membuka pintu darurat. Ia berusaha membuka,
tapi pintunya tidak bisa terbuka. Pria itu semakin panik dan mendorong dengan
sekuat tenaga, meninju, bahkan menendang pintu tersebut. Tapi, pintu tetap
tidak mau terbuka. Semua pemumpang sudah sibuk ingin keluar sebelum terjadi
apa-apa pada pesawat. Mereka menyuruh pria tersebut cepat-cepat buka pintunya.
Tapi pintu darurat tetap tak bisa terbuka.
Pintu
pesawat depan dan belakang akhirnya terbuka dan para penumpang langsung
berhamburan keluar menyelamatkan diri. Pria itu pun ikut keluar dengan langkah
cepat tanpa peduli dengan pintu darurat yang tak terbuka itu. Untunglah tidak
terjadi sesuatu yang mengerikan. Semua bernapas lega karena masa kritis sudah
lewat.
Pria
itu kemudian teringat dengan pramugari yang tadi memberikan instruksi padanya. Ia
pun segera menemui pramugari itu. Ia sedikit emosi, “Hei, mbak. Kamu sudah gila,
ya? Kamu memintaku membuka pintu darurat, tapi pintunya kok tak bisa dibuka? Kenapa
pintu rusak itu tak diperbaiki? Kan, bahaya sekali. Untung saja semuanya
selamat.”
Lalu
pramugari itu menghela napas, “Pintunya sama sekali tidak rusak, pak.”
Pria
tersebut membalas dengan kesal, “Tidak rusak? jelas-jelas tadi saya dorong dan
menendang pintu sekuat tenaga, tapi tetap tidak terbuka. Kamu tadi lihat
sendiri, kan?”
Si
pramugari menggelengkan kepala sambil berkata, “Bapak tidak baca buku
instruksinya, kan? Bapak terus mendorong pintunya. Tentu saja tidak bisa karena
pintunya harus ditarik baru bisa terbuka.”
Pria
itu wajahnya merah karena malu. Dengan senyum malunya, ia menajwab, “Hehe.
Ternyata harus ditarik, ya? Saya tidak membacanya.”
Pembaca
sekalian,
Cerita
di atas mungkin sering terjadi pada sebagian besar orang. Mereka melakukan
sesuatu, tapi ketika ingin mendapatkan hasil yang berbeda, mereka malah terus
melakukan hal yang sama berulang kali. Itulah yang disebut gila oleh Albert
Einstein, yang menunjuk pada orang yang terus melakukan tindakan yang sama dan
berharap mendapatkan hasil yang berbeda.
Kita
mungkin sering gagal karena tidak peka terhadap hasil yang didapatkan dan sialnya,
kita terus melakukan tindakan yang sama. Padahal salah satu rumus sukses adalah
fleksibel dengan tindakan yang kita ambil. Jika tindakan yang kita ambil terus
membawa hasil yang mengecewakan, itu artinya kita harus mengubah dan mengambil
tindakan yang berbeda. Jika gagal lagi, kita harus bertindak lagi dengan cara
yang berbeda sampai kita berhasil. Itulah yang dinamakan fleksibel.
Orang
yang tidak fleksibel tidak menyadari bahwa tindakan tersebut membawa mereka ke
arah yang salah. Tidak heran apabila mereka tidak mengerti mengapa merekamasih belum berhasil padahal sudah bertindak dan pantang menyerah.
Seringkali
kesuksesan begitu dekat dengan kita. Jaraknya hanya terpaut tingkat
fleksibilitas tindakan kita. Jika tidak fleksibel dan terus melakukan tindakan
sama yang salah, kesuksesan takkan bisa diraih.
Semoga
bermanfaat dan salam.
-------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment