Pada
suatu kala, hiduplah seorang pemuda yang menjalani hari-harinya dengan penuh
kebosanan. Ia telah kehilangan semangat hidup karena berbagai masalah dan
persoalan buruk yang terus menghantuinya. Bisnis yang telah dirintis dengan
susah payah akhirnya bangkrut, yang mengakibatkan anak dan istri tercintanya
berada dalam keadaan yang terancam. Ia cemas memikirkan bagaimana menghidupi
keluarganya ke depan.
Keadaan
yang penuh kesulitan itu membuatnya tidak kuat menahan beban hidup yang berat
bagaikan menahan sebuah gunung. Semuanya terasa tidak adil. Ia pun merasa tidak
berguna bagi orang lain karena berpikir ia bukan siapa-siapa lagi. Ia
menganggap dirinya sekarang seperti sampah yang siap dibuang, tidak berguna,
tidak dipedulikan. Ia merasa tidak berguna sebagai seorang suami, tidak mampu
memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Begitulah
seterusnya, pemuda itu terus mengeluhkan keadaannya dan terus mengatakan kepada
diri sendiri bahwa ia adalah orang yang tidak berguna.