Pernahkah
Anda berpikir dan bertanya-tanya mengapa sebagian orang merasa mujur dan
bernasib baik, melakukan apa pun selalu lancar dan mulus, di mana semua usaha
yang dilakukan selalu berhasil? Di sisi lain, ada sebagian orang yang seolah
sial tak berhenti, melakukan apa pun banyak masalah, sudah melakukan segalanya
tapi tetap sulit berhasil?
Kita
selalu mengaitkan orang sukses dengan nasib baik. Sebaliknya orang gagal itu
identik dengan kesialan, sehingga gagal terus-menerus.
Mari
saya berikan contoh nyata.
Ada
seorang marketing real estate yang sudah bekerja selama 6 bulan, tapi tidak
pernah menjual satu rumah pun, alias belum pecah telor. Di sisi lain,
rekan-rekan sekerjanya sudah pecah telor, bahkan ada yang sudah menjual sampai
belasan rumah. Tapi marketing ini selalu kesulitan, mengeluhkan dirinya yang
sial, tidak beruntung dalam profesi ini. Saya yakin Anda pasti berpikir ia
orang yang sial?
Pertanyaan
emasnya, apakah memang dia benar-benar sial? Mari kita telusuri lebih dalam.
Mari kita lihat apa yang dilakukannya sehari-hari sebagai tenaga marketing real
estate.
Sebagai
info bagi yang tidak tahu, seorang tenaga marketing real estate, tentu mendapat
gaji pokok yang tidak seberapa. Begitu berhasil menjual, baru dapat komisi
sekian persen. Nah, kalau hanya berharap pada gaji pokok, tentu takkan cukup.
Makanya mereka sangat bergantung pada komisi.
Di
sinilah kebenarannya. Si marketing ini masuk kantor jam 9, tapi jam 12 atau jam
1 sudah keluar kantor dan pulang ke rumah tidur siang sampai sore. Bahkan
kadang-kadang tidak pernah kerja lagi. Ia sendiri tidak pernah membagikan
brosur. Ketika di tanya untuk apa duduk di kantor, ia hanya menjawab menunggu
telepon prospek pembeli. Kalau tidak pernah bagi-bagi brosur, lalu bagaimana
caranya prospek bisa menelepon? Ia menjawab dari spanduk yang di tempat proyek.
Nah,
Anda lihat sendiri, darimana kesialannya datang? Apakah Tuhan mengutuknya sial
atau dia yang membuat kesialannya sendiri?
Sial
tidaknya seseorang bukanlah perkara Tuhan yang menentukan. Anda sendirilah yang
menciptakan keberuntungan atau kesialan bagi diri Anda sendiri? Tuhan tak
pernah pilih kasih. Usaha Anda yang menentukan nasib baik.
Lihat
kembali kasus marketing real estate tadi. Ia selalu mengeluh sulit menjual
rumah, padahal melihat usahanya yang santai ria, tidak heran keadaannya seperti
itu. Kerja maunya yang santai, mudah dan enak, tapi ingin hasil seperti yang
didapat oleh mereka yang sudah kerja keras. Mana bisa seperti itu. Sangat tidak
adil dong. Orang sukses bekerja keras siang malam tanpa lelah, kadang berusaha
sampai terbalik-balik baru bisa
menikmati hasilnya. Sedangkan Anda mau hasil yang sama, tapi cuma mau enaknya
saja, tentu Tuhan juga punya mata dan adil.
Perlu
Anda ingat baik-baik, orang sukses terlihat memiliki nasib yang begitu baik dan
mujur. Itu memang benar kalau melihat keadaannya yang sekarang. Tapi pernahkah
Anda melihat ke belakang sebelum mereka sukses? Anda jangan hanya melihat
kesuksesan mereka, tapi juga lihat bagaimana perjuangan berat yang mereka
lalui. Dari situ, Anda baru sadar betapa banyak dan besar masalah, rintangan
serta kegagalan yang mereka alami. Anda pasti setuju dengan saya bahwa
orang-orang sukses di dunia ini pernah mengalami kegagalan yang luar biasa.
Saat
mengalami kegagalan besar, apakah mereka sial? Semua orang pasti menilai mereka
bernasib buruk dan malang. Kita selalu menyamakan kegagalan dengan nasib buruk
dan kesuksesan dengan nasib baik. Anggap saja benar mereka bernasib buruk. Lalu
mengapa pada akhirnya mereka bisa membalikkan keadaan dan mengubah nasibnya
menjadi baik? Karena mereka berusaha dengan tindakan yang sungguh-sungguh.
Kalau hanya duduk melamun sambil menunggu, sampai gigi ompong pun tetap nasib
takkan berubah sepersen pun.
Orang
sukses adalah orang yang dulunya sial berkali-kali sebelum memetik nasib
baiknya. Nasib baik yang mereka peroleh tidak lain tidak bukan adalah hasil
dari usaha untuk mengubah nasib buruk tersebut. Dengan kata lain, usaha mereka
sendirilah yang menciptakan nasib baik.
Jadi
jangan begitu saja menuduh orang sukses itu bernasib baik. Semua orang
sebenarnya memiliki nasib baik, hanya saja perlu usaha untuk meraihnya. Semua
nasib baik diperoleh lewat usaha yang gigih, bukan tidur-tiduran sampai ngiler.
Kalau
Anda ingin menciptakan nasib baik dalam hidup Anda, ikutilah jejak mereka yang
sukses yang menurut Anda bernasib baik. Lihatlah apa yang mereka lakukan untuk
mendapatkannya? Lalu apakah Anda siap melakukannya?
Semoga
artikel ini menginspirasi dan salam.
-----------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment