Social Icons

Pages

October 19, 2013

Bagaimana Menarik Rezeki Dan Hal Positif

Mendengar kata Rezeki, Anda pasti bersemangat, bukan? Sebenarnya saya enggan membahas masalah ini. Alasannya bukan karena saya pelit ilmu atau memang tidak mau. Alasan sebenarnya adalah sudah banyak yang membahas tentang hal ini, mungkin sudah tak terhitung.

Tapi sejauh yang saya tahu, kebanyakan hanya membahas satu hal yaitu, bersedekah atau memberi atau beramal atau sejenisnya. Salah satu jalan menuju rezeki adalah bersedekah. Yah, saya yakin Anda sudah tahu itu bahkan sudah muak hampir muntah, ha-ha-ha. Dan itu yang membuat saya tidak mau membahas ini.

Tapi ada satu konsep penarik rezeki yang mungkin kurang diperhatikan, padahal sangat penting. Dan konsep ini sering disalahartikan. Makanya saya bersedia menjelaskan dan meluruskan sekaligus membagikan rahasia ini kepada Anda.

Lalu bagaimana menarik rezeki atau hal positif ke dalam hidup Anda? Dengan magnet? Mantra sihir? Tentu saja bukan.

Salah satu faktor penarik adalah sedekah. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas.

Jawabannya adalah bersedia menerima. You have to be willing to receive. Mau menerima.

Sederhana, bukan? Tapi banyak orang kesasar dan salah menerapkan. Tidak percaya?

Pernah mendengar kalimat seperti ini, “Memberi lebih baik daripada menerima” atau “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”?

Apakah itu benar? Saya yakin Anda pasti bilang benar. Tapi bagi saya, tidak sepenuhnya benar. Itulah mengapa banyak orang kesasar dan salah tanggap. Mari saya jelaskan. Semoga Anda tercerahkan.

Bagi saya, memberi dan menerima itu sama penting. Memberi tidak lebih baik dari menerima dan sebaliknya. Memberi dan menerima harus seimbang. Mengapa? Karena di saat Anda memberi, harus ada orang yang menerima. Di saat orang ingin menerima, harus ada orang yang memberi. Tanpa salah satunya, tidak mungkin terjadi interaksi antara memberi dan menerima.

Kalau semua orang yakin dan menerapkan prinsip memberi lebih baik daripada menerima, maka di dunia ini tidak ada lagi yang mau menerima. Kalau tidak ada orang yang mau menerima, bagaimana mungkin orang bisa memberi? Bagaimana mungkin Anda bisa memberi kalau tidak ada satu pun yang mau menerima? Coba pikirkan baik-baik, apakah benar yang saya katakan.

Menjadi orang yang menerima itu bukan hal buruk. Kalau ada orang yang mau memberi kepada Anda, bagi saya itu namanya rezeki. Mungkin Anda merasa menerima itu identik dengan mengemis. Hei, buka mata lebar-lebar. Anda tidak meminta-minta, melainkan orang lain memberi dengan ikhlas dan tulus. Itu namanya rezeki. Gak bagus rezeki ditolak-tolak.

Lagi pula memberi itu bukan hanya dalam bentuk uang. Bisa juga berupa pujian, senyuman, hadiah, makanan dan lainnya.

Dulu saya juga penganut memberi lebih baik daripada menerima. Saking fanatiknya, apa pun pemberian orang kebanyakan saya tolak. Setelah saya pikir-pikir, ini tindakan bodoh. Saya tidak meminta, melainkan diberi dengan tulus. Mengapa harus menolak pemberian. Ini namanya menolak rezeki dari Tuhan.

Menurut hukum tarik-menarik atau law of attraction, kalau kita sering menolak pemberian dari orang lain, secara tidak langsung kita menolak hal-hal positif datang kepada kita. Secara bawah sadar, kita tidak ingin pemberian itu datang kepada kita. Sehingga hal-hal positif itu perlahan-lahan menghilang dari hidup Anda. Ibarat orang yang Anda usir terus-menerus, maka orang itu akan pergi dan menghilang. Begitu juga dengan sesuatu. Ketika Anda tidak mau menerima sesuatu itu, berarti Anda menolak dan mengusir, sehingga sesuatu itu akan pergi dan menghilang.

Makanya ketika orang lain menawarkan makanan atau minuman, saya terima saja. Toh, ini rezeki dan saya tidak meminta-minta. Ketika orang lain memuji, saya katakan terima kasih. Ketika orang lain memberi apa pun, saya terima meski saya tidak butuh. Ini agar orang lain yang memberi merasa bahagia karena bisa memberi, dan saya pun belajar untuk tidak menolak rezeki dan hal positif yang datang.

Lain kali, ketika orang lain ingin memberi atau mentraktir makanan atau minuman, terima saja. Tidak perlu menolak apalagi mengatakan, “Ah, gak usah lah, murah begini. Aku juga bisa beli sendiri.” Selain menolak rezeki, Anda juga cari permusuhan. Ha-ha-ha.

Lain kali, ketika orang lain memuji Anda cantik/tampan, terima saja dan katakan terima kasih. Tidak perlu menolak pujian apalagi mengatakan, “Ah. Aku gak cantiklah. Wajah ini kan sewa dari Miss Universe.”

Belajarlah menarik rezeki dengan tidak menolak hal-hal baik yang datang kepada Anda. Rezeki itu bisa juga datang dalam bentuk pemberian dari orang lain. Terima saja. Ketika Anda mau menerima, Anda berkata pada semesta atau Tuhan bahwa Anda siap menerima lagi bahkan dalan skala yang lebih besar. Dan suatu hari Anda pasti menerima sesuatu yang jauh lebih besar lagi. Ketika Anda menolak, Anda memberitahu semesta atau Tuhan bahwa Anda tidak menginginkan itu.

Menarik rezeki bukan hanya datang dari memberi, tapi juga belajar untuk menerima pemberian dari orang lain atau Tuhan. Dengan menerima, Anda dapat dua hal sekaligus: belajar menarik hal-hal positif dan membuat orang yang memberi merasa bahagia karena bisa memberi.

Saya harap, artikel ini membuat Anda tercerahkan. Salam.
---------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment