Ini
adalah kisah nyata mengenai seorang pramugari hebat yang telah difilmkan oleh
Bollywood beberapa bulan silam. Sangat disarankan untuk menonton filmnya
langsung untuk merasakan pengalaman langsung. Berikut adalah kronologisnya.
Maskapai
Pan America (Pan Am) dengan nomor penerbangan 73 dari India transit di bandara
Karachi, Pakistan dengan tujuan New York. Setibanya di bandara Karachi, empat
teroris bersenjata langsung memaksa masuk dan menguasai pesawat berikut
penumpang dan awak pesawat.
Neerja
Bhanot yang saat itu bertugas sebagai pramugari senior diam-diam menghubungi
pilot sehingga pilot, kopilot dan flight engineer berhasil melarikan diri
melalui lubang palka di atas kokpit. Tindakannya sesuai dengan prosedur
darurat, karena jika pilot berhasil ditangkap teroris, ditakutkan pilot akan
menuruti perintah teroris untuk menerbangkan pesawat sehingga usaha
penyelamatan akan menjadi lebih sulit.
Ketika
para penumpang berhasil dikuasai, para teroris mengincar paspor warga negara
Amerika Serikat. Selain itu mereka meminta Neerja menghubungi pihak bandara
untuk mengirimkan pilot dalam waktu 30 menit atau akan ada penumpang yang mati.
30 menit berlalu pihak bandara menemui teroris di luar pesawat dan memberitahu
pilot akan segera datang. Akan tetapi mereka tidak percaya dan benar-benar
menembak mati salah seorang penumpang asal Amerika Serikat dan membuang
mayatnya ke landasan pacu. Sontak semua penumpang dan pramugari berteriak
ketakutan.
Setelah
itu, para teroris memerintahkan semua pramugari untuk mengumpulkan seluruh
paspor penumpang. Neerja tahu apabila ketahuan ada penumpang dari
AmerikaSerikat, para teroris tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh
mereka. karena itu ia memberitahu rekannya untuk menyembunyikan paspor Amerika
Serikat di bawah kursi.
Para
teroris sempat bingung karena tidak ada satu pun paspor Amerika Serikat. Selain
itu Neerja benar-benar tenang dalam menghadapi situasi tersebut. Sang pramugari
cantik tersebut selalu tersenyum meskipun para teroris terus-menerus menebar
ancaman dan ketakutan. Bahkan ia masih sempat melayani penumpang dengan
membagikan makanan dan kopi seolah tidak ada insiden sama sekali.
Puncaknya
adalah setelah dibajak selama 17 jam, daya pesawat melemah karena generator
mati. Pesawat gelap gulita karena semua lampu mati. Para teroris menjadi panik
karena mengira itu perbuatan tentara Pakistan yang akan menyerbu masuk ke dalam
pesawat dan melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah penumpang.
Kondisi
kabin menjadi sangat mencekam dan mengerikan. Suara desingan peluru bercampur
dengan suara teriakan penumpang yang ketakutan. Korban pun mulai berjatuhan. Mayat
bersimbah darah.
Ketika
pintu darurat terbuka, semua orang berbondong-bondong keluar dari pesawat.
Neerja bisa saja menyelamatkan diri dengan keluar terlebih dahulu karena sudah
berada di ambang pintu darurat. Ia memprioritaskan keselamatan penumpang dengan
membiarkan mereka keluar lebih dulu. “Ayo cepat keluar,” katanya.
Para
korban yang selamat melihat Neerja sempat melindungi tiga orang anak kecil saat
teroris menembak membabi buta hingga perutnya terkena tembakan tersebut. Bahkan
saat terluka parah seperti itu, ia masih berusaha menuntun sebanyak mungkin
orang keluar melalui pintu darurat.
Ketika
salah satu teroris melihat Neerja membantu mengeluarkan penumpang, ia menyeret
dan menembak kepalanya. Salah satu penumpang yang selamat berkata, “Aku
melihatnya di saat terakhir. Neerja ditembak di kepalanya dari jarak dekat.”
Pembajakan
berakhir ketika para tentara Pakistan berhasil masuk dan melumpuhkan ke empat
teroris.
Ibunya
Neerja tidak kuasa menahan tangis saat melihat tubuh anaknya yang sudah
terbujur kaku. Anak perempuan satu-satunya sudah pergi selama-lamanya.
Atas
keberaniannya yang luar biasa, pemerintah India menganugerahinya dengan Ashok
Chakra, sebuah penghargaan tertinggi di India bagi warga sipil untuk kategori
keberanian. Neerja juga penerima penghargaan termuda saat itu, 23 tahun. Untuk
menghibur ibu Neerja, presiden India mengatakan, “Tidak ada lagi ibu seperti
Anda di negara ini dan Anda boleh berbangga memiliki anak seperti Neerja.” Kesetiaannya pada penumpang menjadi
penghormatan abadi sebagai bentuk kemuliaan tertinggi dari jiwa manusia.
Neerja
Bhanot (7 September 1963 – 5 September 1986). Berkat tindakan heroiknya, dari
379 penumpang dan awak pesawat, 359 berhasil selamat, termasuk 42 penumpang
Amerika Serikat.
4
teroris yang ternyata berasal dari organisasi Abu Nidal diadili dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Selain
Ashok Chakra, Neerja juga menerima penghargaan Tamghae-e-Insaaniyat dari
Pakistan atas kebaikannya yang luar biasa, Heroism Award dari yayasan
keselamatan penerbangan USA, Special Courage Award dari pemerintah Amerika,
Penghargaan dari kementrian penerbangan sipil India serta Justice for Crimes
Award dari persatuan pengacara Amerika wilayah District of Columbia.
Neerja
Bhanot is the real hero.
http://www.suhardicamp.com
http://www.facebook.com/Suhardi.Inspirator.Motivator
http://www.twitter.com/SuhardiMotivasi
Instagram: @SuhardiMotivasi
No comments:
Post a Comment