Suatu
ketika, seorang pemuda melewati perbatasan dengan seekor keledai dan tumpukan
jerami di atasnya. Sebelum diperbolehkan melewati perbatasan, ia harus
diperiksa oleh petugas perbatasan yang berjaga. Petugas tersebut curiga dengan
pemuda itu karena ia terkenal suka menyelundupkan barang.
Petugas
tersebut melihat ke tumpukan jerami. Ia yakin ada sesuatu di balik jerami
tersebut. Lalu memeriksa jerami tersebut. Tak ada apa-apa di baliknya.
Ia
masih tetap curiga. Tapi apa boleh buat. Ia tak ada bukti. Maka ia
memperbolehkan pemuda itu melewati perbatasan, “Silakan lewat.”
Hampir
setiap hari pemuda tersebut melewati perbatasan dengan seekor keledai dan
tumpukan jerami di atasnya. Tiap kali petugas memeriksa jerami, hasilnya tidak
ditemukan apa pun.
Petugas
tersebut bertanya, “Ayo, jujur. Apa yang kamu selundupkan?”
Pemuda
tersebut menjawab dengan wajah polos, “Tidak ada, pak. Silakan bapak periksa selama yang
bapak mau. Tidak ada apa pun yang kusembunyikan.”
Maka
setiap hari, ia selalu melewati perbatasan dengan lancar setelah lolos
pemeriksaan. Petugas perbatasan tersebut sebenarnya curiga dan tidak percaya
dengan pemuda tersebut. Tapi sampai detik ini ia tidak berhasil menemukan apa
pun.
Dan
kejadian ini berlangsung selama bertahun-tahun. Setelah petugas itu pensiun, ia
kebetulan bertemu dengan pemuda tersebut di kota. Setelah berbincang-bincang,
mantan petugas tersebut penasaran dan bertanya pada pemuda itu, “Aku penasaran apa
yang kamu selundupkan? Kamu tahu aku sudah pensiun dan tidak mungkin
menangkapmu lagi.”
Dengan
senyum, pemuda tersebut menjawab, “Aku menyelundupkan keledai, bukan jerami.”
Pembaca
sekalian,
Cerita
di atas mengajarkan kita bahwa fokus yang salah akan membawa kita ke arah yang
salah. Apa yang Anda fokuskan, itulah yang Anda dapatkan. Petugas perbatasan
tersebut selalu fokus ke jerami sehingga ia tidak menemukan kebenaran
sesungguhnya. Ia tidak fokus ke keledai, sehingga tidak pernah tahu akar
masalah sesungguhnya.
Jika
Anda fokus ke belakang, Anda takkan pernah bisa melihat ke depan. Simpel tapi
kadang sulit dilakukan. Itu pula yang sering terjadi pada orang yang gagal.
Mereka ingin sukses. Mereka punya tekad yang kuat untuk berhasil. Tapi mereka
selalu fokus pada rintangan, halangan dan masalah. Mereka lebih banyak
menghabiskan waktu fokus pada kegagalan. Ini ditandai dengan mereka yang selalu
mencari alasan mengapa terus gagal. Mereka lebih mempermasalahkan kegagalan
daripada fokus pada kesuksesan dan mencari jalannya.
Pikiran
kita tidak pernah bisa fokus pada dua hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Pikiran hanya bisa berpindah dari satu pikiran ke pikiran lain. Cobalah lihat
uang koin. Koin ada dua sisi, yaitu sisi angka dan sisi gambar.
Saat
Anda fokus ke sisi angka, Anda takkan bisa melihat sisi gambar. Begitu pula
sebaliknya. Itulah cara kerja fokus. Apa yang Anda fokuskan, itulah yang akan
Anda lihat dan dapatkan. What you focus, expand.
Jika
Anda ingin sukses, fokuskan pikiran ke jalan yang benar, ke jalan menuju
sukses. Jangan fokus pada betapa sulitnya proses untuk sukses, betapa beratnya
rintangan, betapa ketatnya persaingan dan betapa-betapa lainnya. Fokus seperti
itu akan membuat Anda patah semangat. Orang sukses selalu fokus pada kesuksesan.
Mereka fokus pada impian dan pengalaman yang akan didapatkan saat sukses nanti.
Jika
ingin bahagia, fokuskan diri Anda pada hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan.
Jangan fokuskan pikiran pada betapa banyak dan beratnya masalah yang terjadi.
Fokuslah ke arah yang benar, maka Anda akan menuju tempat yang benar. Kalau
Anda terus fokus ke arah barat, Anda takkan bisa melihat matahari terbit.
Semoga
bermanfaat dan salam.
---------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment