Social Icons

Pages

August 6, 2016

Motivamor (Motivasi & Humor) - Cita-cita Jadi Dokter

Pada artikel kali ini saya akan bagikan sedikit cerita unik yang tentunya menginspirasi dan memberikan sebuah pelajaran moral yang berharga.

Beginilah kisahnya. Simak baik-baik.

Ada seorang anak SD bernama Abdul. Ia bersekolah di sebuah sekolah yang terletak di pedalaman Afrika. Semua teman sekelas tidak mau berteman dengannya karena dianggap terlalu guooblookkkk. Saking bodohnya, mengerjakan soal matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan pun sering salah.

Guru si Abdul pun sampai angkat tangan dan habis kesabaran sampai-sampai ia berteriak, “Kamu benar-benar bodoh Abdul. Saya tidak pernah bertemu murid segoblok kamu. Kamu benar-benar membuat saya gila. Masih berani bilang mau jadi dokter. Tidak mungkin.”

Suatu hari ibunya dipanggil pihak sekolah dan kepala sekolah mengatakan bahwa para guru tidak sanggup lagi mengajari Abdul karena terlalu bodoh, selalu dapat nilai jelek dan menjadi aib memalukan bagi sekolah. Maklum sekolah tersebut termasuk sekolah favorit. Belum pernah ada sejarahnya ada murid sebodoh Abdul.

Sang ibu merasa geram karena tidak terima anaknya dihina seperti itu. Ibunya percaya Abdul adalah anak yang berbakat. Sang ibu pun mengeluarkan Abdul dari sekolah itu dan memasukkannya ke sekolah lain.

Akhirnya 20 tahun kemudian pun berlalu.

Sang guru yang mengatakan Abdul Goblok pun terkena serangan jantung dan terjatuh ke lantai saat mengajar di kelas. Karena rumah sakit di tempat tersebut tidak mampu menangani, maka ia segera di rujuk di rumah sakit di kota.

Sesampainya di sana ia ditangani oleh seorang dokter spesialis jantung terbaik di kota tersebut. Operasi pun dilakukan dan berhasil. Sang guru terbebas dari masa kritis.

Sesaat setelah operasi, sang guru pun membuka matanya yang terasa berat. Ia melihat sesosok pria tampan yang sedang tersenyum padanya. Ia juga tersenyum dan ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak bisa karena masih lemah karena pengaruh obat bius belum hilang.

Tidak lama kemudian sesuatu pun terjadi.

Mimik wajah sang guru berubah panik dan terlihat ketakutan. Bibirnya bergetar seperti ingin mengucapkan sesuatu namun tak ada kata-kata yang keluar. Wajahnya mulai memutih dan pucat. Ia berusaha mengangkat tangannya namun hanya terangkat sedikit dan kemudian terjatuh lagi.

Sang dokter memeriksa sang guru dan betapa terkejutnya dirinya mendapati sang guru telah mati. Ia berusaha memahami apa yang barusan terjadi. Lalu ia membalikkan badan dan melihat Abdul yang bekerja di rumah sakit itu sebagai cleaning service telah mencabut colokan listrik alat bantu pernapasan untuk diganti dengan colokan listrik mesin pengisap debu. Abdul baru bekerja di rumah sakit selama 3 hari.

Dokter pun berteriak, “Abdul, dasar goblookkkkkkkk. Kenapa kau cabut itu?”

Pembaca sekalian.

Saya yakin kebanyakan dari Anda pasti berpikir bahwa dokter tersebut adalah Abdul. Jika benar, selamat! Anda salah kwakwakwakwakwakwak.

Ini berarti Anda telah terpengaruh oleh seringnya membaca cerita motivasi seperti ini baik di buku atau pun seminar motivasi.

Artikel ini memberikan sebuah pelajaran berharga. Mengapa kita selalu berpikir dan dengan yakin bahwa dokter tersebut adalah Abdul? Karena kita sudah terbiasa mendengar cerita yang mirip seperti itu berulang kali, berupa kisah mengenai penicillin atau pun kisah dokter yang membalas kebaikan karena segelas susu.

Akhirnya mindset kita pun terbentuk. Kuncinya adalah kebiasaan. Seringnya kita melihat, mendengar, merasakan dan melakukan sesuatu akan menjadi sebuah kebiasaan dalam diri kita. Dan kebiasaan tersebut tidak semuanya baik, ada pula yang buruk. Hal penting yang harus kita perhatikan adalah jangan sampai kebiasaan buruk membuat kita salah kaprah dan kebablasan.

Semoga terhibur dan jangan lupa share. Salam.


--------------------------------------------------------------------------
Instagram: @SuhardiMotivasi

No comments:

Post a Comment