Pada
artikel kali ini saya akan bagikan sedikit cerita unik yang tentunya
menginspirasi dan memberikan sebuah pelajaran moral yang berharga.
Beginilah
kisahnya. Simak baik-baik.
Ada
seorang anak SD bernama Abdul. Ia bersekolah di sebuah sekolah yang terletak di
pedalaman Afrika. Semua teman sekelas tidak mau berteman dengannya karena
dianggap terlalu guooblookkkk. Saking bodohnya, mengerjakan soal matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan pun sering salah.
Guru
si Abdul pun sampai angkat tangan dan habis kesabaran sampai-sampai ia
berteriak, “Kamu benar-benar bodoh Abdul. Saya tidak pernah bertemu murid
segoblok kamu. Kamu benar-benar membuat saya gila. Masih berani bilang mau jadi
dokter. Tidak mungkin.”
Suatu
hari ibunya dipanggil pihak sekolah dan kepala sekolah mengatakan bahwa para
guru tidak sanggup lagi mengajari Abdul karena terlalu bodoh, selalu dapat
nilai jelek dan menjadi aib memalukan bagi sekolah. Maklum sekolah tersebut
termasuk sekolah favorit. Belum pernah ada sejarahnya ada murid sebodoh Abdul.
Sang
ibu merasa geram karena tidak terima anaknya dihina seperti itu. Ibunya percaya
Abdul adalah anak yang berbakat. Sang ibu pun mengeluarkan Abdul dari sekolah
itu dan memasukkannya ke sekolah lain.
Akhirnya
20 tahun kemudian pun berlalu.
Sang
guru yang mengatakan Abdul Goblok pun terkena serangan jantung dan terjatuh ke
lantai saat mengajar di kelas. Karena rumah sakit di tempat tersebut tidak
mampu menangani, maka ia segera di rujuk di rumah sakit di kota.
Sesampainya
di sana ia ditangani oleh seorang dokter spesialis jantung terbaik di kota
tersebut. Operasi pun dilakukan dan berhasil. Sang guru terbebas dari masa
kritis.
Sesaat
setelah operasi, sang guru pun membuka matanya yang terasa berat. Ia melihat
sesosok pria tampan yang sedang tersenyum padanya. Ia juga tersenyum dan ingin
mengucapkan sesuatu tapi tidak bisa karena masih lemah karena pengaruh obat
bius belum hilang.
Tidak
lama kemudian sesuatu pun terjadi.
Mimik
wajah sang guru berubah panik dan terlihat ketakutan. Bibirnya bergetar seperti
ingin mengucapkan sesuatu namun tak ada kata-kata yang keluar. Wajahnya mulai
memutih dan pucat. Ia berusaha mengangkat tangannya namun hanya terangkat
sedikit dan kemudian terjatuh lagi.
Sang
dokter memeriksa sang guru dan betapa terkejutnya dirinya mendapati sang guru
telah mati. Ia berusaha memahami apa yang barusan terjadi. Lalu ia membalikkan
badan dan melihat Abdul yang bekerja di rumah sakit itu sebagai cleaning
service telah mencabut colokan listrik alat bantu pernapasan untuk diganti
dengan colokan listrik mesin pengisap debu. Abdul baru bekerja di rumah sakit
selama 3 hari.
Dokter
pun berteriak, “Abdul, dasar goblookkkkkkkk. Kenapa kau cabut itu?”
Pembaca
sekalian.
Saya
yakin kebanyakan dari Anda pasti berpikir bahwa dokter tersebut adalah Abdul.
Jika benar, selamat! Anda salah kwakwakwakwakwakwak.
Ini
berarti Anda telah terpengaruh oleh seringnya membaca cerita motivasi seperti
ini baik di buku atau pun seminar motivasi.
Artikel
ini memberikan sebuah pelajaran berharga. Mengapa kita selalu berpikir dan
dengan yakin bahwa dokter tersebut adalah Abdul? Karena kita sudah terbiasa
mendengar cerita yang mirip seperti itu berulang kali, berupa kisah mengenai
penicillin atau pun kisah dokter yang membalas kebaikan karena segelas susu.
Akhirnya
mindset kita pun terbentuk. Kuncinya adalah kebiasaan. Seringnya kita melihat,
mendengar, merasakan dan melakukan sesuatu akan menjadi sebuah kebiasaan dalam
diri kita. Dan kebiasaan tersebut tidak semuanya baik, ada pula yang buruk. Hal
penting yang harus kita perhatikan adalah jangan sampai kebiasaan buruk membuat
kita salah kaprah dan kebablasan.
Semoga
terhibur dan jangan lupa share. Salam.
--------------------------------------------------------------------------
Instagram: @SuhardiMotivasi
No comments:
Post a Comment