Jumpa
kembali pada artikel inspiratif dan penuh humor. Sebelumnya saya sudah pernah
menulis artikel motivamor sebelumnya: Berhati-hatilah dengan permintaan Anda.
Simak
cerita berikut.
Seorang
pria berjalan pulang. Di tengah jalan, ia melihat seseorang sedang dianiaya
oleh sekelompok orang yang kelihatan seperti preman. Pria tersebut sangat
membenci penganiayaan. Tanpa pikir panjang, ia mengamuk dan berlari ke arah
sekelompok orang tersebut.
Lalu
ia menghajar mereka dengan jurus Karate yang pernah dipelajarinya dulu. Satu
per satu preman dihajar, dipukul dan ditendang. Dalam waktu singkat, mereka
semua babak belur dan terkapar tak berdaya. Bukannya berhenti, pria ini makin
beringas dan menghajar lagi mereka semua. Semua orang di sekeliling TKP menatap
perkelahian itu dengan tatapan ngeri tanpa berani melerai.
Sambil
memukul, pria tersebut memaki dengan kasar, “Dasar kalian bangsat,
berani-beraninya menganiaya orang lemah. Kalian ini memang preman sampah.”
Salah
seorang dari mereka yang wajahnya setengah bonyok memelas, “Ampunnnnn...tolong
jangan pukul saya. Saya tidak bersalah.”
Bukannya
berbelas kasihan, pria itu makin marah. Wajahnya bagaikan iblis menakutkan.
“Apaaaa? Jelas-jelas kalian mengeroyok dia. Masih berani mengelak. Kalau tidak
kupatahkan tangan kalian, jangan panggil namaku.” Dengan beringas ia menginjak
mereka satu per satu seolah mereka itu kecoa.
Suara
erangan dan rintihan kesakitan tidak dipedulikannya.
Tidak
lama kemudian, terdengar suara keras yang keluar dari pengeras suara, “Cut...
cut... cuuuuuutttttttttt. Wooooiiiiiiii, ngapain kamu di situ hah? Kenapa kamu
memukul mereka? Mereka lagi syuting, tolol.”
Pria
tersebut langsung berhenti dan mematung, masih tidak percaya dengan apa yang
didengarnya. Lalu ia menoleh dan melihat ke arah para kru film berikut
sutradara yang memandanginya galak sambil memegangi pengeras suara.
“Mati
aku,” kata pria itu dalam hati.
Para
pembaca sekalian,
Cerita
di atas mengajarkan kita bahwa apa yang sudah kita lihat dengan jelas dengan
mata kepala sendiri pun ternyata masih bisa salah juga. Mata memang adalah
jendela dunia. Informasi yang kita terima juga lebih banyak melalui Indra
penglihatan. Ada juga kalimat yang mengatakan, “Seeing is believing.” Melihat
adalah percaya. Dengan melihat kita jadi lebih yakin dan percaya bukan?
Lantas
mengapa penglihatan kita pun terkadang bisa melihat kekeliruan?
Ini
dikarenakan otak sadar kita memfilter informasi yang tidak penting sehingga
membuat mata kita melihat sesuatu yang penting saja. Coba lakukan eksperimen
berikut jika Anda tidak percaya. Cobalah lihat sebuah foto. Lihat selama 2 atau
3 detik lalu tutup mata dan bayangkan kembali gambar yang ada di foto tersebut.
Saya yakin Anda tidak akan bisa membayangkan foto tersebut utuh 100%. Pasti ada
beberapa bagian dari gambar yang hilang atau terlupakan. Anda hanya bisa
mengingat sebagian saja (yang menurut Anda penting).
Itulah
alasan mengapa dua orang melihat sesuatu yang sama namun reaksi dan penafsiran mereka
bisa berbeda 180 derajat. Setiap orang memproses informasi dengan cara yang
berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Lalu
apa yang bisa Anda pelajari dari cerita di atas?
Yang
terpenting adalah apa yang Anda lihat belum tentu sepenuhnya benar. Begitu juga
apa yang Anda dengar dan pikirkan, belum tentu tepat.
Ketika
sedang dalam masalah, Anda cenderung merasa dunia ini gelap, mungkin berpikir
tidak ada jalan keluarnya. Benarkah? Belum tentu. Anda percaya seperti itu tapi
ingat informasi yang Anda jadikan sebagai dasar kesimpulan adalah informasi
yang tidak utuh 100% karena keterbatasan kemampuan otak sadar kita dalam
memproses informasi.
Anda
ingin berbicara dengan seseorang namun raut wajahnya terlihat galak sehingga
Anda tidak jadi bertanya. Benarkah seperti itu? Belum tentu. Bagaimana kalau
orang tersebut ternyata sedang sesak boker dan sudah ditahan setengah jam?
Anda
BBM pada seorang wanita/pria incaran namun jarang dibalas. Anda mungkin
berpikir dia tidak tertarik pada Anda. Benarkah? Belum tentu, bisa jadi dia
orangnya sangat sibuk.
Intinya
sebelum membuat kesimpulan, carinya kebenaran. Pastikan itu benar. Jangan
membiat kesimpulan berdasarkan pemikiran dan feeling semata. Kebenaran
sebenarnya tidak akan pernah terungkap jika tidak mencari tahu.
Semoga
artikel ini bermanfaat dan salam.
---------------------------------------------------
Instagram: @SuhardiMotivasi
reaksi kru filmnya telat ya... :)
ReplyDelete