Social Icons

Pages

May 14, 2016

Motivamor (Motivasi & Humor) - Penganiayaan

Jumpa kembali pada artikel inspiratif dan penuh humor. Sebelumnya saya sudah pernah menulis artikel motivamor sebelumnya: Berhati-hatilah dengan permintaan Anda.

Simak cerita berikut.

Seorang pria berjalan pulang. Di tengah jalan, ia melihat seseorang sedang dianiaya oleh sekelompok orang yang kelihatan seperti preman. Pria tersebut sangat membenci penganiayaan. Tanpa pikir panjang, ia mengamuk dan berlari ke arah sekelompok orang tersebut.

Lalu ia menghajar mereka dengan jurus Karate yang pernah dipelajarinya dulu. Satu per satu preman dihajar, dipukul dan ditendang. Dalam waktu singkat, mereka semua babak belur dan terkapar tak berdaya. Bukannya berhenti, pria ini makin beringas dan menghajar lagi mereka semua. Semua orang di sekeliling TKP menatap perkelahian itu dengan tatapan ngeri tanpa berani melerai.

Sambil memukul, pria tersebut memaki dengan kasar, “Dasar kalian bangsat, berani-beraninya menganiaya orang lemah. Kalian ini memang preman sampah.”

Salah seorang dari mereka yang wajahnya setengah bonyok memelas, “Ampunnnnn...tolong jangan pukul saya. Saya tidak bersalah.”

Bukannya berbelas kasihan, pria itu makin marah. Wajahnya bagaikan iblis menakutkan. “Apaaaa? Jelas-jelas kalian mengeroyok dia. Masih berani mengelak. Kalau tidak kupatahkan tangan kalian, jangan panggil namaku.” Dengan beringas ia menginjak mereka satu per satu seolah mereka itu kecoa.

Suara erangan dan rintihan kesakitan tidak dipedulikannya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara keras yang keluar dari pengeras suara, “Cut... cut... cuuuuuutttttttttt. Wooooiiiiiiii, ngapain kamu di situ hah? Kenapa kamu memukul mereka? Mereka lagi syuting, tolol.”

Pria tersebut langsung berhenti dan mematung, masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lalu ia menoleh dan melihat ke arah para kru film berikut sutradara yang memandanginya galak sambil memegangi pengeras suara.

“Mati aku,” kata pria itu dalam hati.

Para pembaca sekalian,

Cerita di atas mengajarkan kita bahwa apa yang sudah kita lihat dengan jelas dengan mata kepala sendiri pun ternyata masih bisa salah juga. Mata memang adalah jendela dunia. Informasi yang kita terima juga lebih banyak melalui Indra penglihatan. Ada juga kalimat yang mengatakan, “Seeing is believing.” Melihat adalah percaya. Dengan melihat kita jadi lebih yakin dan percaya bukan?

Lantas mengapa penglihatan kita pun terkadang bisa melihat kekeliruan?

Ini dikarenakan otak sadar kita memfilter informasi yang tidak penting sehingga membuat mata kita melihat sesuatu yang penting saja. Coba lakukan eksperimen berikut jika Anda tidak percaya. Cobalah lihat sebuah foto. Lihat selama 2 atau 3 detik lalu tutup mata dan bayangkan kembali gambar yang ada di foto tersebut. Saya yakin Anda tidak akan bisa membayangkan foto tersebut utuh 100%. Pasti ada beberapa bagian dari gambar yang hilang atau terlupakan. Anda hanya bisa mengingat sebagian saja (yang menurut Anda penting).

Itulah alasan mengapa dua orang melihat sesuatu yang sama namun reaksi dan penafsiran mereka bisa berbeda 180 derajat. Setiap orang memproses informasi dengan cara yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

Lalu apa yang bisa Anda pelajari dari cerita di atas?

Yang terpenting adalah apa yang Anda lihat belum tentu sepenuhnya benar. Begitu juga apa yang Anda dengar dan pikirkan, belum tentu tepat.

Ketika sedang dalam masalah, Anda cenderung merasa dunia ini gelap, mungkin berpikir tidak ada jalan keluarnya. Benarkah? Belum tentu. Anda percaya seperti itu tapi ingat informasi yang Anda jadikan sebagai dasar kesimpulan adalah informasi yang tidak utuh 100% karena keterbatasan kemampuan otak sadar kita dalam memproses informasi.

Anda ingin berbicara dengan seseorang namun raut wajahnya terlihat galak sehingga Anda tidak jadi bertanya. Benarkah seperti itu? Belum tentu. Bagaimana kalau orang tersebut ternyata sedang sesak boker dan sudah ditahan setengah jam?

Anda BBM pada seorang wanita/pria incaran namun jarang dibalas. Anda mungkin berpikir dia tidak tertarik pada Anda. Benarkah? Belum tentu, bisa jadi dia orangnya sangat sibuk.

Intinya sebelum membuat kesimpulan, carinya kebenaran. Pastikan itu benar. Jangan membiat kesimpulan berdasarkan pemikiran dan feeling semata. Kebenaran sebenarnya tidak akan pernah terungkap jika tidak mencari tahu.

Semoga artikel ini bermanfaat dan salam.
---------------------------------------------------

---------------------------------------------------
http://www.suhardicamp.com
Instagram: @SuhardiMotivasi

1 comment: