Aron
Lee Ralston adalah seorang pendaki gunung dari Amerika Serikat dan juga seorang
pembicara publik. Sebelumnya ia adalah lulusan Universitas Mellon Carnegie
jurusan teknik mekanik dan Bahasa Perancis. Ia pernah bekerja di Intel sampai
tahun 2002. Ia meninggalkan pekerjaannya untuk menyalurkan kecintaannya, yaitu
mendaki. Namanya melambung pada tahun 2003. Apa yang telah dilakukannya?
Pada
April 2003, ia berpetualang dengan berjalan kaki di Blue John Canyon, Utah.
Pada saat ia berusaha memanjat tebing melalui sebuah batu besar, ternyata batu
besar itu terlepas. Ia terjatuh ke bawah bersama batu tersebut. Dan kecelakaan
mengerikan pun terjadi, di mana lengan kanannya terjepit oleh batu besar itu
yang tersangkut di antara dinding tebing. Dan yang lebih parah, ia sendirian di
sana. Ia juga tidak memberitahu siapa pun mengenai petualangannya. Jadi, bisa
dipastikan tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaannya pada waktu itu.
Ia
terjebak selama 5 hari. Ia bertahan di sana dengan hanya bermodalkan sedikit
makanan dan sebotol air minum. Ia berusaha membebaskan lengannya yang terjepit,
baik dengan cara menarik paksa lengannya, mendorong batu besar, atau mengikis
batu itu dengan peralatan yang dibawanya. Namun semua usahanya sia-sia. Batu
besar itu tetap tidak mau bergerak.
Sampai
pada hari ke lima, ia benar-benar kehabisan air minum. Ia menganggap dirinya
akan mati. Ia mengukir nama, tanggal lahir dan perkiraan tanggal kematiannya di
dinding tebing. Ia juga mengucapkan salam perpisahan pada keluarganya melalui
rekaman video. Pada saat-saat pasrah akan hidupnya, ia teringat dengan
keluarganya. Keinginan untuk hidup dan berkumpul kembali dengan keluarganya
membuatnya berani mengambil sebuah keputusan yang sangat sulit.
Saat
itu, ia memutuskan untuk mengamputasi lengan kanannya yang terjepit batu dan
sudah hampir membusuk. Ia tidak punya pilihan lain jika ingin selamat. Dengan
keberanian dan tanpa obat bius, ia memotong lengannya sendiri. Setelah berhasil
memotong lengannya, ia masih harus berjalan sejauh 8 mil agar bisa sampai ke
mobilnya. Ia menuruni tebing curam setinggi 20 meter dengan hanya satu tangan,
kemudian berjalan di bawah terik matahari dalam kondisi dehidrasi. Kebetulan di
tengah perjalanan, ia bertemu dengan pelancong dari Belanda, Eric and Monique
Meijer beserta anaknya bernama Andy. Andy kemudian memberikan air minum pada
Aron dan memanggil tim penyelamat. Ia akhirnya diselamatkan oleh tim penyelamat
dengan helikopter enam jam setelah mengamputasi lengannya.
Lengannya
yang putus dilepaskan dari batu besar oleh 13 orang menggunakan mesin derek.
Lengannya kemudian dikremasi dan diberikan pada Aron. Setelah kejadian itu, ia
mulai muncul di media seperti NBC, CNN, CNBC dan banyak lagi. Ia dianugerahi ‘GQ
Man of The Year’ dan ‘Vanity Fair Man of The Year’ pada tahun 2003.
Apakah
ia trauma dengan kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya? Tentu
tidak. Setelah kejadian itu, ia tetap mendaki meski lengannya tinggal satu.
Tahun 2005, ia menjadi orang pertama yang mendaki semua gunung di negara bagian
Colorado, AS dengan ketinggian lebih dari 14.000 kaki. Tahun 2008, ia mendaki
gunung Ojos Del Salado di Chili dan Monte Pissis di Argentina, serta mendaki
puncak Denali dan meluncur dengan
ski. Tahun 2009, ia mendaki gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Satu hal
yang ingin dilakukannya tapi belum terealisasi adalah mendaki puncak gunung Himalaya.
Selain
sebagai pendaki gunung, ia juga seorang pembicara. Sekali tampil, ia dibayar US
$25.000 untuk dalam negeri dan US $37.000 untuk skala internasional. Pada tahun
2007, ia tampil di Forum Ekonomi Swiss dan memberikan seminar inspiratif
bertajuk “How He Did Not Lose His Hand, But Gained His Life Back”.
Kisah
petualangannya memukau banyak orang pada saat itu. Ia mendokumentasikan
pengalaman hidupnya ke dalam sebuah buku berjudul “Between a Rock and a Hard
Place” yang terbit pada tahun 2004 dan berhasil meraih peringkat tiga The New
York Times Best-Seller List, peringkat pertama di Selandia Baru dan Australia
serta menjadi autobiografi terlaris ketujuh sepanjang masa di Inggris.
Kisah
hidupnya pada saat terjebak di tebing juga diangkat menjadi sebuah film
berjudul “127 Hours” yang dirilis awal tahun 2011. Film tersebut mendapat
pujian luas dari kritikus dan bahkan mendapat standing ovation di Telluride
Film Festival dan Toronto
International Film Festival.
Semoga bermanfaat dan bagikan kepada yang lain.
---------------------------------------------------------------------
Buku The Life's Gold: Resep hidup bahagia, tanpa banyak beban pikiran. Silakan klik di sini.
---------------------------------------------------------------------
kemauan untuk sukses.
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Pembangkit Semangat Hidup.
ReplyDeletePerkenalkan, saya Hanzen. Saya baru memulai membuat blog tetang motivasi diri. Disana Anda akan mencoba merupa pola berpikir yang lebih Bergairah dan Semangat Hidup yang berarti.
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.pembangkitsemangathidup.blogspot.com untuk info selengkapnya.
Happy Smile