Penghargaan
diri berhubungan dengan cara Anda melihat dan memperlakukan diri sendiri.
Dimulai dari sebuah pertanyaan sederhana, siapakah diri Anda? Apakah Anda akan
menjawab, “Saya adalah pecundang, selalu gagal dan tak pernah bisa berhasil,”
atau menjawab, “Saya adalah calon orang sukses. Meski saya belum sukses, tapi
saya akan menuju ke sana.” Ada banyak versi jawaban. Cara Anda menilai siapa
diri Anda akan menentukan siapa diri Anda yang sebenarnya di waktu mendatang.
Siapakah
diri Anda menurut versi Anda sendiri? Apakah Anda membayangkan sosok diri Anda
secara negatif atau secara positif? Berhati-hatilah jika Anda menganggap diri
Anda sosok yang tak punya harapan, tak punya masa depan atau hancur-hancuran.
Semua itu akan membuat penghargaan diri Anda sakit. Pencapaian Anda akan
terhambat oleh apa yang Anda pikirkan mengenai diri Anda.
Mungkin
Anda sudah pernah mendengar bahwa potensi manusia sangat luar biasa—termasuk
Anda sendiri. Hanya saja potensi itu hilang karena menganggap Anda bukan
siapa-siapa. Anda bahkan menghancurkan potensi itu dengan berpikir Anda seorang
pecundang. Mungkin Anda berpikir begitu karena kondisi yang sedang Anda jalani
saat ini. Anda merasa banyak kekurangan dan keterbatasan. Kekurangan dan
keterbatasan itu dijadikan perisai alasan untuk memberikan vonis bahwa Anda
tidak mampu dan tidak akan bisa.
Mungkin
Anda berpikir orang hebat dan sukses itu orang yang luar biasa dan punya
kelebihan khusus. Mereka juga sama seperti Anda, manusia biasa.
- Albert Einstein dianggap sebagai orang paling jenius di dunia. Tahukah Anda ia baru bisa berbicara saat usia 4 tahun? Nilai sekolahnya buruk dan guru sekolah memintanya untuk keluar.
- Thomas Edison salah satu penemu terhebat. Sebelum menemukan bola lampu, ia harus gagal ratusan kali. Bahkan saat kecil guru sekolah menganggapnya bodoh dan linglung.
- Bill Gates adalah orang terkaya di dunia. Sebelum menjadi seperti sekarang, ia sempat gagal menjalankan bisnisnya sebelum mendirikan Microsoft.
- Benjamin Franklin keluar (Dropout) dari sekolah pada usia 10 tahun tapi mampu menjadi salah satu presiden Amerika paling berpengaruh.
- Beethoven adalah salah satu komposer paling terkenal padahal sebelumnya banyak orang percaya dirinya tidak akan punya masa depan.
Lima
orang pada contoh di atas adalah bukti mereka memiliki kekurangan dan
keterbatasan. Mereka juga manusia biasa seperti Anda. Yang membedakan adalah
cara mereka memandang diri sendiri. Cara mereka berpikir mengenai diri
merekalah yang pada akhirnya menentukan siapa diri mereka yang sebenarnya di
masa mendatang. Ketika Thomas Edison gagal ratusan kali menemukan bola lampu
apakah ia berpikir dirinya orang gagal? Tidak sama sekali. Ia tidak merasa
sebagai orang gagal apalagi pecundang. Ia hanya merasa telah menemukan ratusan
cara yang tidak tepat untuk menciptakan bola lampu. Jika saja ia berpikir
dirinya orang gagal, mungkin bukan dia yang menemukan bola lampu pertama kali.
Siapa
diri Anda? Pikirkan pertanyaan ini baik-baik. Jangan jadikan kondisi sekarang
sebagai acuan untuk masa depan. Masa lalu tidak sama dengan masa depan. Banyak
orang hebat dan sukses dulunya juga kelihatannya tidak punya peluang dan
harapan. Jangan lihat dan nilai diri Anda berdasarkan apa yang terjadi di masa
lalu dan sekarang. Lihat diri Anda ke depan. Siapa diri Anda? Anda akan menjadi
apa dan meraih apa ditentukan oleh jawaban dari pertanyaan itu.
Semoga artikel ini bermanfaat dan salam.
-------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment