Social Icons

Pages

September 12, 2014

Beginilah Kalau Menilai Seseorang Dari Penampilan

Sepasang suami istri mendatangi Universitas Harvard di Amerika Serikat. Mereka berniat menemui pimpinan universitas tersebut. Sang sekretaris menatap mereka sekilas. Penampilan sumai istri tersebut lebih mirip seperti orang kampung, dengan pakaian yang hampir usang. Penampilan mereka tidak kelihatan seperti orang terpandang. Sang sekretaris memandang rendah mereka.

“Ada perlu apa?” tanya sekretaris itu dingin.

“Kami ingin menemui pimpinan Anda,” balas pria itu diikuti anggukan istrinya.

“Beliau sibuk sekali hari ini, lain kali saja datang kemari.” Sekretaris itu terlihat malas meladeni mereka.

Sang wanita itu menjawab, “Baiklah. Kami akan menunggu.”

Sekitar 4 jam kemudian, mereka masih belum menyerah. Mereka tetap menunggu. Sekretaris akhirnya menyerah dan menghubungi pimpinannya. Akhirnya pimpinan tersebut menemui suami istri itu.

Sang wanita langsung menjelaskan kedatangan mereka. “Kami memiliki seorang putra yang kuliah di sini. Tapi ia meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan. Jadi kami bermaksud mendirikan peringatan untuknya di kampus ini.”

Sang pimpinan buru-buru memotong, “Maaf,Nyonya. Kami tidak bisa mendirikan tugu peringatan untuk setiap mahasiswa di sini. Bisa-bisa tempat ini berubah jadi kuburan.”

“Bukan, bukan.” Sang wanita meralat. “Maksud kami adalah kami ingin mendirikan sebuah gedung untuk Harvard.”

Sang pimpinan berkata tertawa. “Gedung? Apa kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Lebih dari 7,5 juta dolar. Apa kalian punya uang sebanyak itu?” Sang pimpinan merasa sudah menang.

Suami istri itu terdiam. Lalu sang istri menoleh pada suaminya dan berkata, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, kenapa kita tidak bangun sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Sang pimpinan menatap mereka dengan penuh keheranan.

Lalu suami istri yang bernama Mr. dan Mrs. Lelan Stanford beranjak pergi dan menuju ke Palo Alto, California dan di sanalah mereka mendirikan sebuah universitas yang menyandang nama mereka sebagai peringatan untuk anaknya.

Mungkin Anda semua sudah kenal dengan universitas ini, yaitu Stanford University. Universitas ini termasuk universitas favorit kelas atas di AS, dan masuk ke dalam Ivy League.

Di zaman sekarang ini, kita sering terlalu silau oleh penampilan yang dikenakan orang lain. Kita selalu menilai orang dengan penampilan necis adalah orang-orang kaya dan terpandang, padahal tidak sepenuhnya benar. Bisa jadi mereka adalah orang-orang biasa yang berusaha terlihat kaya dengan berpenampilan seperti orang kaya.

Padahal kenyataannya tidak semua orang kaya berpenampilan super mewah. Lihat saja bos besar facebook, Mark Zuckerberg yang penampilannya sangat sederhana. Mobil yang dikendarainya bukan mobil sport super mewah. Rumah yang ditinggalinya pun bukan rumah super besar yang luas berhektar-hektar. Lantas apakah ia miskin? Asetnya mencapai triliunan. Orang yang tak pernah kenal dirinya atau facebook mungkin akan beranggapan bahwa ia orang biasa-biasa saja.

Saya juga kenal seorang Bapak tua yang sehari-harinya mengendarai motor vespa tua. Mobilnya hanya mobil Panther biasa. Bagaimana menurut Anda? Percaya tidak kalau dia adalah bos pemilik sebuah perusahaan. Rumah barunya baru siap dibangun dengan biaya lebih dari 10 miliar. Orang yang tidak mengenalnya mungkin akan menilai bapak itu orang kecil. Ah, mana mungkin orang kaya. Mana ada orang kaya naik Vespa. Betul? Itu salah.

Jadi, apa yang terlihat dari luar belum tentu sama dengan yang di dalam. Siapa sebenarnya seseorang bukan dinilai dari penampilan, tapi dari apa yang ada di balik penampilan itu. Penampilan hampir selalu bisa menyamarkan apa yang ada di baliknya.

Semoga bermanfaat dan salam. Jangan lupa share artikel ini lewat Facebook atau Twitter.


---------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment