Social Icons

Pages

September 20, 2014

Dave Tally - Kejujurannya Membawa Berkah

Dave tally adalah seorang tunawisma yang tinggal di kota Tempe, Arizona, Amerika Serikat. Ia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Dulunya ia adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Pada tahun 1999 ia kedapatan mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Berkendara sambil mabuk adalah pelanggaran berat di Amerika Serikat. Hal itulah yang membuat dia harus kehilangan izin mengemudi dan akhirnya dipecat dari pekerjaannya. Ia juga pernah terlibat dalam penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Tapi, ia telah sadar dan akhirnya berhasil keluar dari kecanduannya.

Pada suatu hari, ia mendapat rezeki yang sangat tidak terduga. Ia menemukan uang dalam jumlah besar di dalam sebuah tas pada saat ia pulang dari memperbaiki sepeda. Bagi sebagian orang, mungkin mereka akan langsung mengambil tas berisi uang tersebut dan kabur sambil berteriak kegirangan. Namun tidak demikian halnya dengan Dave Tally.

Ia tidak serakah. Ia juga tidak pernah berpikir untuk melarikan uang tersebut untuk kesenangan sendiri. Padahal jumlah uang ditemukan terbilang tidak sedikit, yaitu sebesar US $3.300 atau dirupiahkan sekitar 29,7 juta. Begitu menemukan tas berisi uang tersebut, ia langsung membawanya ke sebuah komunitas pelayan tunawisma di kota Tempe. Ia sama sekali tidak mengambil uang itu sepeser pun kendati uangnya telah habis digunakan untuk memperbaiki sepedanya.

September 12, 2014

Beginilah Kalau Menilai Seseorang Dari Penampilan

Sepasang suami istri mendatangi Universitas Harvard di Amerika Serikat. Mereka berniat menemui pimpinan universitas tersebut. Sang sekretaris menatap mereka sekilas. Penampilan sumai istri tersebut lebih mirip seperti orang kampung, dengan pakaian yang hampir usang. Penampilan mereka tidak kelihatan seperti orang terpandang. Sang sekretaris memandang rendah mereka.

“Ada perlu apa?” tanya sekretaris itu dingin.

“Kami ingin menemui pimpinan Anda,” balas pria itu diikuti anggukan istrinya.

“Beliau sibuk sekali hari ini, lain kali saja datang kemari.” Sekretaris itu terlihat malas meladeni mereka.

Sang wanita itu menjawab, “Baiklah. Kami akan menunggu.”