Social Icons

Pages

March 25, 2014

Cerita Inspiratif - Siapa Penipu?

Suatu hari, di sebuah kota yang ramai, seorang pria sedang berjalan-jalan. Ia berjalan hilir mudik untuk melihat-lihat barang dagangan yang dijajakan di pinggir jalan. Hari ini adalah hari festival dagangan, di mana setahun sekali diadakan acara semacam bazar. Semua jenis barang dijajakan dengan harga yang lebih miring. Sehingga kota pun terlihat lebih ramai dari biasanya. Orang-orang dari berbagai daerah mengunjungi kota tersebut.

Ketika pria tersebut berjalan, ia tiba-tiba menyadari sesuatu. Tasnya yang berisi uang hilang. Ia berpikir sejenak di mana terakhir kali ia taruh tas tersebut. Tapi ia tidak bisa mengingatnya.

Setelah melirik ke sana kemari, tiba-tiba seorang pengemis menghampirinya. Tangannya memegang tas miliknya. Ia berkata, “Tuan, tadi kulihat tuan meninggalkan tas ini di sana.”

Pria itu menerima tas tersebut dan melihat isinya. Isinya adalah 50 keping uang emas. Tidak ada yang kurang. Tapi ia berniat licik. Ia ingin menjerumuskan pengemis tersebut. Lalu ia berkata, “Pak, tasku ini berisi 100 keping emas. Tapi pas kulihat isinya cuma ada 50 keping saja. Pasti bapak yang mencurinya.”

March 16, 2014

Cerita Inspiratif - Keledai Di Perbatasan

Suatu ketika, seorang pemuda melewati perbatasan dengan seekor keledai dan tumpukan jerami di atasnya. Sebelum diperbolehkan melewati perbatasan, ia harus diperiksa oleh petugas perbatasan yang berjaga. Petugas tersebut curiga dengan pemuda itu karena ia terkenal suka menyelundupkan barang.

Petugas tersebut melihat ke tumpukan jerami. Ia yakin ada sesuatu di balik jerami tersebut. Lalu memeriksa jerami tersebut. Tak ada apa-apa di baliknya.

Ia masih tetap curiga. Tapi apa boleh buat. Ia tak ada bukti. Maka ia memperbolehkan pemuda itu melewati perbatasan, “Silakan lewat.”

Hampir setiap hari pemuda tersebut melewati perbatasan dengan seekor keledai dan tumpukan jerami di atasnya. Tiap kali petugas memeriksa jerami, hasilnya tidak ditemukan apa pun.

Petugas tersebut bertanya, “Ayo, jujur. Apa yang kamu selundupkan?”

Pemuda tersebut menjawab dengan wajah polos, “Tidak ada, pak. Silakan bapak periksa selama yang bapak mau. Tidak ada apa pun yang kusembunyikan.”

March 10, 2014

Apa Yang Membuat Kita Menjadi Orang Yang Tegar?

Apa yang menjadikan seseorang itu kuat dan tegar? Coba pikirkan sebentar.

Apakah orang yang kuat itu memiliki otot yang gede dan sanggup mengangkat beban berat? Bukan itu yang saya maksud.

Yang saya maksud adalah orang yang kuat secara mental. Orang yang kuat mental adalah orang-orang yang luar biasa dalam mengarungi samudera kehidupan. Saat sedang terkena masalah, mereka tetap tegar dan mampu melewati krisis. Pada saat sedang menghadapi rintangan, mereka tidak serta-merta menyerah dan putus asa. Saat mengalami kegagalan, mereka mampu bangkit lagi. Itulah orang yang kuat dan tegar.

Lalu apa yang membuat kita menjadi orang yang kuat dan tegar?

March 1, 2014

Syukuri Hal Kecil, Raih Hal Besar

Beberapa hari lalu, saya dan teman makan steak di sebuah Steak House. Setelah makan dan berbincang-bincang cukup lama, akhirnya kami menuju ke tempat lain. Setelah membayar bill, kami mendapat kembalian. Ada uang koin seratus rupiah.

Nah, pada saat akan membayar parkir. Saya memberikan uang parkir beserta uang koin seratus tadi. Begitu tukang parkir mengetahui uang koin seratus tadi, ia langsung membuangnya dan mengatakan, “Apa ini.” Ia hanya menyimpan uang parkir, tapi uang koin dibuang.

Dalam hati saya berpikir, “Sungguh tak tahu bersyukur. Mentang-mentang cuma uang recehan, lantas dibuang begitu saja.” Tahu begini, lebih saya simpan saja uang koin itu. Kadang kalau mendapat uang recehan, saya tetap simpan. Kalau ada uang recehan 500 atau 1000 rupiah, pasti saya masukkan ke celengan. Kalau uang 100 atau 200 saya tetap taruh di tempat lain. Saya tak pernah memandang rendah recehan.

Saya juga pernah mendengar orang yang memberi uang ke pengemis dengan uang recehan. Lantas uang recehan tersebut dibuang dan pengemisnya marah-marah. Coba Anda bayangkan betapa mirisnya. Bukannya bersyukur, tapi malah marah-marah.